Kisah Seorang Debunker Hoaks WA Keluarga yang Akhirnya Di-Kick dari Grup

1/05/2021


Kalau saya membuat daftar "Hal-Hal yang Jauh Lebih Gampang Diomongin Dariapda Dilakuin", sudah pasti saya akan memasukkan "membantah hoaks di grup keluarga"pada urutan teratas (bersanding dengan melakukan trik ollie di Skateboard). Saya cukup beruntung karena grup WhatsApp keluarga saya lumayan sehat. Jika ada informasi hoaks atau bahkan masih simpang-siur, anggota keluarga yang lain sudah langsung saling auto-correct memberikan bantahan atau informasi validnya. Jadi bisa dibilang saya minim pengalaman tentang meluruskan hoaks di grup WA keluarga. Namun saya paham betul, bagi banyak dari kamu, membicarakan tentang hoaks yang bersirkulasi dengan bebasnya di grup-grup WA keluarga sangat relatable dan mungkin adalah salah satu permasalahan era digital generasi kita.

Me-debunk hoaks di grup WA keluarga kedengarannya memang mudah, jika ada informasi yang tidak benar dibagikan oleh salah satu anggota keluarga, kita tinggal membantahnya dengan memberi informasi yang benar bin valid dan dibagikan ke grup yang sama? Bukan begitu kisanak? Memang begitu, tapi dalam prakteknya, tidak semudah itu.

Rasa gak enak saat ingin membantah anggota keluarga yang lebih tua tentunya selalu menghantui saat ingin meluruskan hoaks di grup. Entah "adat ketimuran" yang bisa kita salahkan atau mungkin upbringing unggah-ungguh didikan dari kecil, tapi rasa gak enak itu adalah resistensi terbesar bagi generasi yang lebih muda--yang sering kali lebih melek informasi--untuk membantah hoaks dari generasi di atasnya. Belum lagi bagi beberapa yang berhasil melewati tembok tebal bernama "gak enak" itu, ego generasi tua yang terluka karena dikoreksi yang lebih muda kadang bermaterialisasi melalui respon yang sungguh tidak enak dan membuat kita enggan mencoba lagi.

Namun tidak dengan Fifi. Sahabat saya dari zaman kuliah ini beberapa kali share tentang petualangannya me-debunk hoaks di grup WA keluarga besarnya. Tidak hanya sekali dua kali, Fifi konsisten memberikan bantahan terhadap hoaks dan disinformasi yang bermunculan di grup. Sayang (spoiler alert), pada akhirnya dia malah di-kick dari grup. Bagaimana itu bisa terjadi? Di sela-sela kesibukannya kuliah magister secara online, berjualan pastry (yang enak banget kamu harus coba), dan share meme ke grup LINE khusus meme kami, Ia berhasil saya ganggu untuk menceritakan hari-hari heroiknya sebagai debunker hoaks grup WA keluarga.

Di Grup WA mana yang hoaksnya sering kamu bantah? Ada siapa aja di sana?

Grup WA keluarga besar, tapi sebenernya itu nggak langsung sih (jadi itu kakaknya nenek, karena kakek-nenek udah gak ada, jadi masuk grupnya ke grup itu somehow). Isinya keluarga jauh dari pihak bapak, kebanyakan tua-tua (kakaknya nenek + suaminya dan anak-anaknya. Jadi kayak om tante gitu). Anak mudanya yang segenerasi sama aku sedikit, gak sampai 10 orang.

Inget gak pertama kali membantah hoaks itu kapan dan topiknya tentang apa?

5 Desember 2018, kayaknya udah lama masuk tapi baru waktu itu memutuskan buat ngebantahin hahaha. Soal buah-buahan produksi Thailand yang 200 orang pengidap AIDS kerja di pabrik pengalengan buah, juga tentang wabah kanker otak dan diabetes karena minuman sejenis Extra Joss, Kratingdaeng, dsb (jadi [dua hoaks itu] ada dalam satu broadcast)

hoaks pertama yang dibantah Fifi di grup.


Biasanya gimana cara kamu ngebantahnya?

Awal-awal ngasih intro ngejelasin kalo itu hoaks  + ngasih link klarifikasi dari situs berita/grup Indonesian Hoaxes. Lama-lama keseringan langsung reply pake link klarifikasi + potongan beritanya yang bilang kalo itu hoaks, karena pasti link-nya gak dibuka hahaha.

Apakah menurut kamu cara itu efektif?

Efektif sih karena sempet ada periode nggak nge-share hoaks lagi di grup tapi kayaknya bukan gara-gara merasa kalo itu salah tapi males diklarifikasi di depan umum aja. Eh, jadi sepertinya kalo ke yang bersangkutan nggak efektif, tapi ke orang lain di grup jadi tahu kalo itu hoaks dan dijadiin bahan klarfikasi di grup mereka yg lain.

Emang gimana sih biasanya tanggapan orang yang kamu bantah?

Marah dong! Bilangnya cuma tidak mau terjadi ke keluarga dan cuma meneruskan buat jaga-jaga, tapi lebih sering denial bilang kalo sumbernya terpercaya karena dapet dari atasannya atau orang yang dianggep lebih powerful dari dia.

Kalo tanggapan anggota grup lain gimana?

Dibelain orangtua sama kakaknya ortu (pakde-pakde), tapi anaknya yang penebar hoaks biasanya ngebelain ibunya balik hahaha. Karena gak terima kalo diklarifikasi di depan umum.

Hoaks apa yang paling absurd yang pernah ada di grup WA keluargamu?

Hoaks yg pertama tadi yang pengidap AIDS masukin darah ke buah kalengan :))

Apa sering membantah anggota keluarga di grup WA berimbas ke hubungan kamu dengan mereka di dunia nyata?

Kalau pas kumpul keluarga besar disindir-sindir, dibilang ahli IT jadi bikin takut ngomong dsb. Sering juga gitu malah dijulidin "mentang-mentang ortunya sekolah tinggi", "mentang-mentang lagi S2", dibilang sok lah, hadeeeh ya monmaap. Terus tiap yang bersangkutan share sesuatu selalu disindir dibilang "semoga bukan hoaks" :))

Katanya akhirnya kamu di-kick juga dari grup itu, gimana ceritanya tuh?

Sebenernya bukan di-kick, tapi ortuku gak terima karena disindir terus kayak tadi itu, akhirnya disuruh left aja.

Contoh sindiran yang diterima Fifi dan detik-detik Fifi keluar dari grup.


Tips buat yang ingin membantah hoaks grup WA keluarga juga dong

Bawa link kredibel, orang tua biasanya males, langsung screenshoot atau highlight bagian klarifikasinya setelah nyertain link, jangan lupa bilang itu hoaks dari tahun berapa (buat bukti kalo itu udah lama dibantahnya).

Kalau kamu ditawarin dimasukin lagi ke grup dengan syarat harus behave dan gak banyak bantah, kamu mau gak?

Sebenernya mau buat bahan hiburan, tapi gak dibolehin sama ortu hahaha!

Nah kira-kira begitulah gambaran perjuangan Fifi dalam membantah hoaks di grup WA keluarganya. Menurut saya sih penting untuk membantah hoaks saat kita menemukannya di manapun, termasuk di grup keluarga, sebelum hoaks itu makin bergulir liar dan dipercaya lebih banyak orang.

Sebenarnya permasalahan hoaks di grup WA keluarga bukan cuma permasalahan empiris yang akarnya adalah ketidaktahuan sehingga bisa diselesaikan hanya dengan menyuguhkan fakta yang valid. Tidak sesederhana itu. Sering kali walaupun fakta sudah terpampang di depan bola mata, tetap saja para terduga penyebar hoaks ini menolaknya dan tetap kekeuh memilih realitasnya sendiri. Kecenderungan untuk gullible dan mudah mengimani sumber-sumber "dari grup sebelah", menolak informasi dari sumber yang lebih valid, ditambah menyepelekan para ahli di bidangnya menjadikan masalah hoaks grup WA lebih tepat dikategorikan sebagai komplikasi penyakit dalam ranah psikologi dan sosial. Di tahun 2017 saya juga pernah menulis tentang salah satu alasan orang pintar sekalipun bisa termakan hoaks.

Mungkin orang yang membagikan hoaks tersebut tidak akan langsung menerima bahwa dia salah, atau bahkan mengelak, berlindung atas nama "niat baik untuk jaga-jaga" dan berbagai alasan lainnya, tapi setidaknya dia jadi tahu kalau apa yang dia lakukan, bisa menimbulkan bantahan. Setidaknya ada bibit-bibit doubt yang tertanam di benaknya, sehingga ketika lain waktu dia mau share sesuatu lagi, mungkin dia akan mikir "ini bakal dibantah juga gak ya?". Ini juga penting untuk memberi pelajaran--jika tidak ingin dikatakan peringatan--kepada anggota grup lain kalau apa yang mereka share juga harus terverifikasi kebenarannya.

Tidak instan memang efeknya, dan tentu saja tidak mudah serta membutuhkan effort tinggi, tapi dibutuhkan. Mungkin debunker hoaks di grup keluarga sudah pantas disebut sebagai pahlawan tanpa tanda jasa di era digital. Gimana menurutmu? Apa kamu juga punya pengalaman ngelurusin hoaks di grup WA keluarga? Ceritain dong!

***

Reference:
Thumbnail photo by Rachit Tank https://unsplash.com/photos/lZBs-lD9LPQ

ENJOY YOUR DAY!

Ditulis oleh Ramy Dhia
Seorang mahasiswa arsitektur yang mencintai dunia desain, teknologi, pop culture, dan penulisan. Ngeblog sejak 2010 dan mulai ngeVlog di Youtube sejak 2014. Hobi nonton TV Series dan merupakan pemain abadi dari game Harvest Moon: Back to Nature.
NB: Bercita-cita ingin menguasai dunia.


You Might Also Like

0 comments

Page Ranking Tool
DMCA.com

I'm in

postimage
Mutsurini Team
Komunitas Online Kab.Tangerang Warung Blogger