Kalau gak dipaksakan, gak akan nulis-nulis. Gak usah banyak mikir, langsung tulis aja. 15 menit sebelum cafe ini tutup di jam new normal ini, sebelum laptop ini sudah tidak mendapatkan asupan sinyal WiFi, harus ada tulisan baru di blog saya. Dari 18.15 ke 18.30, saatnya berpacu. Cus!
Baru mulai satu paragraf, pikiran-pikiran sudah menghantui, "nanti ngomongin apa?', "nanti mau pake gambar ilustrasi apa kalo temanya aja belum jelas?", "bakal aneh kan kalo satu tulisan ini gak ada gambar thumbnailnya seperti tulisan-tulisan yang lain?", "tulisan yang lain thumbnailnya diphosothop dulu tuh, sempet gak dalam 15 menit ini?'. Padahal kan judulnya nulis blog ya, bukan menggambar thumbnail. Lagian jaman ngeblog dulu juga gak mikirin gambar thumbnail, yang penting nulis nulis dan nulis! Ingat mantra yang dulu sering kamu ucapkan ke diri kamu sendiri, "tulislah, tulislah, tulislah, suatu hari pasti akan ada yang membaca". Ingat itu, kisanak!
18.20. Pikiran masalah thumbnail sudah bisa diredam, muncul lagi pikiran lain. "Hey, sudah berapa tahun sejak terakhir nulis di blog ini? Apa yakin ingin mengawalinya dengan tulisan asal dan jelek? Pasti ketajaman menulismu sudah hilang, anak muda!". Oke. Pertama-tama, hey juga. Kedua-dua: BODO AMAT! Yang penting nulis, nulis, dan nulis. Kalau ak dipaksakan, gak akan nulis-nulis.
Sudah beberapa bulan sejak blog ini saya bangkitkan dari kubur dengan domain baru ramydhumam.com. Namun semangat membeli domain baru entah kenapa tidak diiringi dengan semangat untuk mengisi lagi blog ini dengan tulisan. Bukannya udah gak mau nulis. Mau. Banget. Gak ada waktu? Ada. Saya hanya akan membohongi diri ini untuk jutaan kalinya jika selalu bilang kalau tidak ada waktu untuk menulis. Memang gak ada niat aja. Sudahlah akui saja dosa itu.
18.23. Saya teringat suatu teknik menulis yang saya pelajari dari sejak awal-awal ngeblog, yaitu free-writing. Tulis saja apa yang terlintas di kepala, dengan cepat, dengan bebas, alirkan arus kata-kata dari otak ke ujung jari jemari dan transfer ke tuts keyboard dengan merdeka. Gak usah mikirin bagus apa nggak, koheren apa nggak, diksinya indah apa nggak. Nanti dulu, yang penting nulis dan penuhi kepolosan putih ini dengan keritingnya Times New Roman.
Inilah yang sedang saya lakukan sekarang. Bedanya, teknik free writing kan mengandalkan keleluasaan untuk menyunting setelah draft pertama yang sangat sampah ini selesai ditulis. Di sini, saya bahkan tidak akan ada waktu untuk menyunting. Tidak ada waktu untuk membaca ulang apa yang sudah saya tulis. Mungkin saya harus menamai teknik ini sebagai ugal-ugalan writing.
18.27. Mungkin kamu sudah sadar, bahwa tulisan ini tidak ada temanya sama sekali. Tidak membahas sesuatu apapun. Tidak ada substansi apapun. Namun kamu tahu apa lagi? Saya tidak akan meminta maaf untuk itu.
Saya tidak akan meminta maaf karena baru bisa menulis lagi di blog saya ini. Bahkan kepada diri saya sendiri. Apalagi meminta maaf karena tulisan ini. Hey, tulisan ini adalah kemajuan loh. Entah tulisan selanjutnya akan keluar satu dasawarsa lagi, saya tidak peduli.
Yang penting, saya jadi tahu lagi bagaimana rasanya menekan tombol oranye bertulisan "Publish" ini.
18.29
Selamat datang, anak muda
Terima kasih, anak muda.
18.30