Video musik lagu "Too Many Friends" dari band asal Inggris, Placebo yang dirilis Agustus 2013 sempat jadi perbincangan, lantaran video klip tersebut terbilang unik, karena berisi sebuah misteri yang harus dipecahkan oleh penontonnya. Dibuat oleh penulis dan sutradara Saman Kesh, video tersebut memperlihatkan seorang pria yang mengendap-endap di belakang seorang wanita lalu tiba-tiba kepala pria tersebut di-smash dengan botol sampanye sampai dia terjatuh di kolam. Narator Bret Easton Ellis memandu kita untuk melihat petunjuk-petunjuk tentang apa yang terjadi sebelumnya melalui slow motion yang menunjukan gambar detil seperti cucuran keringat, cipratan air, dan lain sebagainya dengan keren. Di akhir video yang berdurasi total 6 menitan tersebut, penonton diajak untuk menebak tentang apa yang terjadi, dan memberikannya di kolom komentar.
Video musik inipun banyak dipuji dan diperbincangkan, dan gue sendiri sebagai orang yang suka riddle game suka video itu. Namun bukan video Too Many Friends yang itu yang akan kita bahas kali ini. Kalau melihat makna lagunya, Too Many Friends bercerita tentang kehidupan di era digital ini dimana kita punya banyak "teman" tetapi tidak pernah ada untuk teman-teman kita tersebut. Intinya, lagu ini menyoroti tentang kehidupan sosial kita dimana teman sudah terganti dengan teman di dunia maya.
Pada maret 2014, sutradara Duncan Roe dari Kode Media meluncurkan video musik Too Many Friends buatannya yang terlihat lebih "nyambung" dengan lagunya. Menceritakan tentang seorang wanita dengan ekspresi datar dan mengisyaratkan kesepian yang mendalam, mengenakan headphone dna tidak berinteraksi. Sebelum kita bahas tentang makna dibalik itu semua, silahkan tonton dulu video klip nya dan coba tebak-tebak sendiri.
My computer thinks I'm gay
I threw that piece of junk away
On the Champs-Elysées
As I was walking home
This is my last communique
Down the supper highway
All that I have left to say in a single tome
I threw that piece of junk away
On the Champs-Elysées
As I was walking home
This is my last communique
Down the supper highway
All that I have left to say in a single tome
I got too many friends
Too many people that I'll never meet
And I'll never be there for
I'll never be there for
'Cause I'll never be there
If I could give it all away
Will it come back to me someday?
Like a needle in the hay or an expensive stone
But I got a reason to declaim
The applications are to blame
For all my sorrow and my pain
A feeling so alone
Too many people that I'll never meet
And I'll never be there for
I'll never be there for
'Cause I'll never be there
If I could give it all away
Will it come back to me someday?
Like a needle in the hay or an expensive stone
But I got a reason to declaim
The applications are to blame
For all my sorrow and my pain
A feeling so alone
Too many friends
Too many people that I'll never meet
And I'll never be there for
I'll never be there for
'Cause I'll never be there
My computer thinks I'm gay
What's the difference anyway
When all the people do all day
Is stare into a phone
Di awal video kita bisa melihat seorang wanita yang memulai harinya dan langsung memakai headphone, dengan wajah tanpa ekspresi. Headphone menurut gue adalah perlambang "isolasi" atau "individual", saat seseorang memakai headphone, dia sudah berada di dunianya sendiri dan tidak bisa kita ganggu. Gue sendiri nyebut headphone sebagai "alat individualis instan". Jika diperhatikan juga, warna kabel headphone sangat cerah dan mencolok, itu bisa merupakan representasi dari "keterikatan" kita akan headphone (kesendirian) tersebut. Si wanita juga terlihat memiliki tato yang merupakan penggambaran media sosial apa yang dia ikuti.
Masih dengan tanpa ekspresi dan sendirian, si wanita berjalan dan berpapasan dengan orang lain. Dari penampilannya, terlihat bahwa kepribadian mereka berbeda, tapi ada kesamaan di antara mereka yakni sama-sama terikat pada headphone. Selain wanita yang berpapasan, diperlihatka juga banyak orang dengan penampilan (kepribadian) yang berbeda-beda memakai headphone dan kabel yang sama. Ini menunjukan bahwa bukan hanya si wanita saja, tetapi semua orang atau masyarakat sudah menjalani "cara hidup" seperti itu.
Lalu ada skena dimana si wanita diberi secarik kertas oleh orang lain, masih tanpa berbicara. Ini merepresentasikan friend request atau permintaan pertemanan di media sosial. Untuk menjadi teman sekarang tidak lagi harus berbicara, berkenalan, dan menjalin hubungan, tetapi hanya cukup mengirim permintaan pertemanan, layaknya cuma orang yang ngasih secarik kertas permintaan pertemanan, lalu pergi. Gak ada komunikasi, gak ada kenalan.
Endingnya adalah si wanita memasuki sebuah ruangan merah dimana di sana juga banyak orang lainnya yang memakai headohone, berdiri sendiri-sendiri. Ketika si wanita masuk dan memejamkan mata, dia terbayang suatu suasana yang menyenangkan, bermain dan bercanda dengan teman-temannya dengan sangat gembira. Ada banyak pendapat tentang ending ini, ada yang bilang bahwa ruang itu adalah ruang halusinasi untuk mengingat masa lalu, ketika pertemanan masih memiliki arti dan masih membawa kebahagiaan, bukan seperti zaman "headphone" itu. Namun gue lebih suka menganggap bahwa ruang merah itu adalah media sosial atau chatroom, dimana di dalamnya kita serasa sedang berkomunikasi, sedang bersosialisasi, dan sedang bersenang-senang dengan teman-teman di media sosial kita. Padahal, itu semua hanya ilusi belaka, toh masing-masing orang di ruangan tersebut tetap tidak saling sapa, masih berdiri sendiri-sendiri. Dan saat si wanita pulang dan ingin tidur, dia tetap merasa kesepian seperti waktu dia bangun tadi.
Kira-kira begitulah telusuran makna Video Klip Placebo - Too Many Friends buatan Duncan Roe. Mungkin setelah menontonnya, kamu melihat makna lain? atau tidak setuju dengan makna yang gue sampaikan? Dan apa pendapat kamu tentang kehidupan sosial kita sekarang di era media sosial ini? Ayo kita diskusiin di kolom komentar.
ENJOY YOUR DAY!