Kenapa Kita Percaya Teori Konspirasi?

11/20/2015



Neil Armstrong gak pernah ke bulan! Ahmad Dhani adalah iluminati! Jokowi adalah seorang Decepticon! Tentunya kita sering mendengar semacam ini, teori-teori yang mengungkapkan rahasia besar di balik suatu peristiwa, atau yang biasa disebut teori konspirasi. Teori konspirasi atau teori persekongkolan adalah teori yang berusaha menjelaskan bahwa penyebab tertinggi dari suatu peristiwa adalah suatu rahasia yang secara diam-diam dilancarkan oleh seseorang atau suatu kelompok untuk kepentingan tertentu. Dan gak sedikit orang yang percaya dengan teori-teori konspirasi ini, bisa kita temukan di mana-mana, dari obrolan warung kopi sampai share-an di facebook. Tapi pertanyaannya adalah kenapa? Kenapa kita bisa percaya dengan teori konspirasi?

Penelitian terbaru yang dipublish pada bulan Agustus lalu oleh Jan-Willem van Prooijen, professor jurusan social and organitational psychology di VU University Amsterdam mengungkapkan, kepercayaan terhadap teori konspirasi, erat kaitannya dengan perasaan memiliki kendali dalam kehidupan. Orang-orang yang percaya teori konspirasi memiliki satu kesamaan: perasaan tidak memiliki kendali terhadap kehidupan mereka. Teori konspirasi biasanya mengemuka pada saat-saat penuh ketidakpastian dan ketakutan, seperti setelah serangan teroris, krisis ekonomi, atau bencana alam. Orang-orang yang merasa tidak memiliki kontrol akan kejadian-kejadian tersebut, berusaha mencari-cari jawaban atas kejadian tersebut dan akhirnya bernalar. Penalaran ini yang biasanya berakhir pada mengait-ngaitkan sesuatu yang sebenarnya tidak ada.

Penelitian ini juga membuktikan hal yang sebaliknya, bahwa merasa memiliki kendali akan membuat seseorang cenderung tidak percaya terhadap teori konspirasi. Pada penelitian ini, 119 orang dibagi menjadi dua kelompok. Kelompok pertama diminta untuk menulis saat-saat mereka memiliki kendali penuh, in control, dan kelompok yang satu lagi diminta untuk menulis saat-saat mereka tidak memiliki kendali. Ini membuat kelompok satu merasa powerful dan kelompok satunya merasa tidak berdaya. Lalu para peneliti melihat sikap mereka terhadap proyek bangunan di Amsterdam yang pembangunannya merusak pondasi rumah-rumah di sekitarnya, yang banyak orang percaya itu adalah konspirasi dari pemerintah kota. Hasilnya, orang yang diberikan rasa powerful cenderung tidak percaya kalau pemerintah merencanakan sesuatu yang jahat.

Ya, kita bisa memilih untuk percaya atau tidak percaya terhadap suatu teori konspirasi, karena teori konspirasi tidak menawarkan kebenaran, tidak menawarkan fakta, melainkan hanya teori yang belum terbukti, yang kadang memang masuk akal, namun tetap bukanlah sebuah fakta. Ambil contoh gini, di Amerika ada seorang penganut teori konspirasi yang terkenal bernama Alex Jones. Jones percaya kalau peristiwa 911 dan pemboman marathon Boston adalah ulah pemerintah Amerika Serikat sendiri. Jones juga percaya kalau iluminati sudah menguasai politik Amerika dengan tujuan untuk menguasai dunia.

Alex Jones

Kemudian ada seorang penganut teori konspirasi lainnya bernama Lorie Kramer yang mengatakan kalau Alex Jones sebenarnya  adalah rekrutan New World Order untuk mengalihkan perhatian publik Amerika. Tentu saja ini berlawanan dengan Jones yang menganggap dirinya berada di barisan paling depan untuk melawan New World Order. Kemudian muncul lagi penganut teori konspirasi lain, pasangan Gary dan Lisa Ruby yang mengklaim kalau Jones itu rekrutan gereja scientology yang bertujuan untuk menguasai dunia dan menghancurkan kekristenan. Nah loh?

Dalam hal ini, siapa yang akan kita percayai? Kalau kita bisa percaya pada Jones bahwa politik Amerika dikuasai oleh iluminati tanpa menuntut bukti, berarti kita juga bisa saja percaya sama Kramer kalau Jones adalah New World Order, bisa juga percaya sama pasangan Ruby kalau Jones adalah rekrutan gereja scientology? Atau bisa saja kita menuduh Kramer dan Ruby adalah rekrutan New World Order yang berusaha mendiskreditkan Jones? Tapi kita juga bisa dituduh sebagai rekrutan New World Order yang berusaha mendiskreditkan Kramer dan Ruby yang berusaha mendiskreditkan Jones karena Jones beneran New World Order, gituuu aja terus gak selesai-selesai.

Dan gue akui, gue juga sempet percaya dengan teori-teori konspirasi gitu-gitu, dan sangat antusias untuk membacanya lebih banyak lagi. Namun seiring dengan bertambahnya usia dan bahan bacaan, sekarang gue udah gak terlalu peduli dengan itu semua. Gue melihat di sini ada beberapa fase seseorang mengenai kepercayaannya terhadap teori konspirasi:

Yang pertama adalah fase gak tau

Yang kedua adalah fase baru tau atau baru baca salah satu teori konspirasi, lalu kaget dan mind blown, dan pengen baca lebih banyak lagi.

Fase selanjutnya adalah fase kita sudah baca cukup banyak teori konspirasi dan menganggap dunia ini dalam bahaya besar yang sedang mengancam, skema besar sedang dijalankan, musuh dimana-mana, kita jadi ketakutan dan menganggap dunia ini sudah semakin hancur.

Kemudian ada fase dimana kita sadar kalau beneran itu semua terjadi, kalau beneran di bawah tanah sana ada rencana jahat untuk menguasai dunia atau apalah, toh pada akhirnya kita tetap tidak bisa berbuat apa-apa.

Setelah kita sadar kalau tidak bisa berbuat apa-apa, kita mulai gak peduli, dan mulai mempertanyakan kembali kebenaran teori konspirasi itu, mulai jadi skeptis.

Fase selanjutnya adalah mulai jadiin teori konspirasi itu bahan becandaan untuk tertawa bersama.





"Tapi tapi tapi, kalau teori konspirasi itu beneran terjadi gimana? Kita malah bikin lelucon gitu? Ketawa-ketawa?"

Well, kalau gue merasa, tetep aja itu di luar kendali kita, dan lebih baik kita berfokus pada hal-hal yang berada dalam kendali atau lingkaran pengaruh kita, seperti pekerjaan kita, studi kita, teman-teman, keluarga, atau apapun yang bisa kita buat lebih baik, dengan harapan lama-kelamaan lingkaran pengaruh itu akan semakin besar dan besar, daripada mengkhawatirkan sesuatu yang besar yang di luar jangkauan kita yang bahkan belum tentu benar.

Ini ada versi Vlognya, silahkan ditonton dan jangan lupa subscribe/langganan gratis youtube gue dengan klik di sini.


ENJOY YOUR DAY!

Ditulis oleh Ramy Dhia
Seorang mahasiswa arsitektur yang mencintai dunia desain, teknologi, pop culture, dan penulisan. Ngeblog sejak 2010 dan mulai ngeVlog di Youtube sejak 2014. Hobi nonton TV Series dan merupakan pemain abadi dari game Harvest Moon: Back to Nature.
NB: Bercita-cita ingin menguasai dunia.


You Might Also Like

9 comments

  1. Hm... Sepertih ituh? Bener juga pas baca fase2 yg lo jabarin. Tapi gue sendiri belum terbawa sampai fase dijadiin bahan candaan. Kita emang g tau kebenaran atas teori konspirasi, cuman g tau kenape gue suka sama cerita tentang teori ini apalagi kalau di Islam disebutin bahwa pas akhir jaman nanti bakal ada 2 perang besar, dan perangnya bisa dibilang perang ame kaum yg bikin konspirasi ini. Yah itu aja sih.. Masih menunggu kabar dunia dan mungkin film atau novel mencengangkan yg ngangkat cerita berdasarkan teori konspirasi kayak novelnya Dan Brown

    BalasHapus
    Balasan
    1. yup, banyak film keren yang terinspirasi sama teori konspirasi, bahkan Transformer pun mengambil teori konspirasi sebagai referensi waktu ada putus jaringan antara Neil Armstrong sama bumi, di Transformer, itu waktu dia nemu kapal Decepticon hahaha

      Hapus
  2. saya juga nggak sampai tahap ketawa. tapi waspada tetap lah. ada teori yang absurd banget sanpai saya langsung ga percaya. ada yg terlalu antik dan berhasil bikin saya mikir bahkan googling.
    pada intinya dari siapa kabar itu berasal juga berpengaruh sih.

    BalasHapus
    Balasan
    1. yup, beberapa teori konspirasi memang bagus dan bikin mikir

      Hapus
  3. di negara ini memang sedikit-sedikit illuminati sedikit sedikit teroris tanpa melihat alasan yang ada

    BalasHapus
    Balasan
    1. baiknya memang harus hati-hati kalo nyebarin berita

      Hapus
  4. Wah berat nih bahasannya... :))
    Tapi gue setuju sih kalo dalam hal share emang nggak boleh asal-asalan dan harus mempertimbangkan sikap audience dalam mencerna apa yang kita share atau siarkan. :))

    BalasHapus
  5. Sekarang mulai hangat lagi teori konspirasi terutama di media Telegram.

    Yang paling saya sesalkan adalah terkadang teman2 penganut teori konspirasi menempatkan hipotesis sebagai sesuatu yg profan, sehingga langsung semena-menyalahkan sejarah dan akumulasi ilmu pengetahun, mereka susah move on, jalan di tempat.

    BalasHapus

Page Ranking Tool
DMCA.com

I'm in

postimage
Mutsurini Team
Komunitas Online Kab.Tangerang Warung Blogger