Mimpi Seorang Penikmat Film Animasi
3/30/2012Hari ini, 30 Maret adalah Hari film Nasional, jadi gue ucapkan selamat hari film nasional buat seluruh pecinta dan penikmat film di Indonesia. Dari semua genre film yang ada, gue paling suka memang film Animasi. Baru ada 2 sih review film di blog ini, yang pertama dari film Megamind dan yang kedua film Toy Story 3, film favorit gue. Dari dulu gue bermimpi, andaikan Indonesia bisa memproduksi film animasi berkualitas, dan mimpi gue semakin menggebu-gebu, setelah si kembar Upin dan Ipin mulai menghiasi televisi kita, wuoooh gue greget banget, ini serial animasi dari negara tetangga yang keren banget. Gak dipungkiri Upin Ipin emang sukses mencuri hati pemirsa Indonesia dari semua kalangan, baik orang dewasa dan anak-anak.
Sebenernya bukannya gak ada, ada kok animasi-animasi Indonesia yang pernah tayang di TV maupun di bioskop, baik animasi 3D dan animasi 2D, cuman untuk beberapa alasan mereka tidak dapat dinikmati. Dan alasan yang paling utama adalah.... bukan, bukan kualitas grafis animasi itu sendiri, tapi masalah utamanya adalah cerita. Cerita yang monoton, terlalu normal, terlalu flat, dan sebagainya menurut gue adalah masalah utama film animasi di Indonesia. Berawal dari latar belakang, jarang ada yang unik, jadi tentu aja susah nemu konflik yang seru.
Apalagi ada film animasi Indonesia (dan film serta tayangan lain) yang tidak original dan terkesan ngikutin. Misalnya "Petualangan Didi Tikus" yang di salah satu episode nya ada lomba masak, lalu Didi tikus ngumpet di balik topi Didin dan ngendaliin tangan Didin buat masak dengan menarik-narik rambutnya seperti pilot yang naik robot tempur. Ya, sama persis seperti film "Ratatouile". Episode itu bikin gue males nonton episode lainnya.
Sedikit review Upin Ipin, bercerita tentang anak kembar, yang tinggal hanya dengan nenek dan kakaknya, dan bapak ibunya telah lama mati.. ditelan bencana tanah ini~ dan mereka tinggal di sebuah kampung yang jauh dari pusat Kota di Malaysia. Berawal dari latar belakang yang unik inilah bisa muncul cerita yang menarik, jika kebanyakan film anak-anak, satu keluarga terdiri lengkap, ada Ayah dan Ibu, Adik dan Kakak, Nenek dan Kakek, tapi Upin Ipin membawa suasana berbeda ketika kakak-adik kembar botak ini tinggal hanya bersama nenek mereka. Konflik yang munculpun akan bisa menghadirkan makna yang lebih mendalam, contohnya waktu episode Hari Ibu, disaat teman-teman Upin dan Ipin merayakan hari ibu bersama ibu mereka, mereka bingung bagaimana cara merayakannya, akhirnya Kak Ros membawa mereka ke makam orangtua mereka dan memberikan kado hari ibu, surat Al Fatihah untuk ibu mereka. Nilai moral dan agama serta budaya memang menjadi kunci sukses film animasi Malaysia ini.
Ya, ide cerita memang penting banget buat film animasi, ketika kemampuan akting dan sinematografi fisik hilang dari penilaian penonton, ide cerita menjadi menonjol disamping grafis. Tapi sekali lagi, ide cerita lebih penting dari grafis.
Untuk masalah animator, apakah Indonesia punya animator-animator yang mumpuni untuk membuat sebuah film animasi kelas dunia? Tentu punya! Banyak malah! mungkin kalian pernah baca dan denger berita, animator dibalik film "The Adventure of Tintin" adalah orang Indonesia bernama Rini Sugianto. Film "Shrek" dari Dreamworks melibatkan animator asal Indonesia bernama Griselda Sastrawinata. Lalu Chris Lie, yang ikut menggarap "Transformers 3", "GI Joe", dan yang terbaru seperti "Spiderman 4" dan lain-lain. Nama animator Indonesia, Andrea Surya juga muncul di kredit film "Iron Man", "Transformer : Revenge of The Fallen", "Iron Man 2", "Star Trek", dan lain-lain, juga animator-animator Indonesia lainnya yang tersebar di berbagai rumah produksi film seluruh dunia.
Dan beberapa bulan lalu juga masyarakat internet dibuat terkagum-kagum dengan kualitas film animasi indie dari Lakon Animasi berjudul "Pada suatu ketika".
Gak cuma "Pada suatu ketika" , masih banyak lagi film-fillm animasi keren buatan anak negeri, dari yang hanya tugas kuliah, sampe proyekan film animasi indie sendiri. Sebut saja "Hebring" karya Main Studio milik pasangan suami istri Marlin Sugama & Andi Martin, "Larjo Show", "Marsol" atau "Lonely goddess" karya Pamela Suryadjaya. Semuanya adalah film animasi buatan Indonesia yang bagus.
Selain short film animasi indie diatas, iklan-iklan komersial di TV pun banyak yang menggunakan animasi yang bagus.
Bagaimana? masih meragukan sumber daya animator Indonesia? kayaknya enggak deh. Coba bayangkan kalau animator-animator Indonesia yang bekerja di luar negeri pulang, bergabung dengan animator indie, membangun sebuah rumah produksi, membuat satu proyek movie, disutradarai oleh sutradara handal dengan ide cerita bagus, gue yakin impian menikmati film animasi Indonesia dengan kualitas dunia bisa terwujud.
Mungkin sekarang animasi Indonesia belum mendapat respon yang begitu baik dari masyarakat sendiri, belum ada suatu gebrakan yang bisa menyedot perhatian masyarakat untuk lebih mengapresiasi karya animasi Indonesia. Beberapa yang mencoba memberi gebrakan adalah film animasi "Meraih Mimpi" yang pernah ditayangkan di bioskop, tetapi sepertinya responnya sedikit dan serial animasi "Dufan Defender" yang rencananya akan tayang di TV nasional dan menjanjikan tontonan animasi yang berbeda di layar kaca Indonesia.
Tetapi impian gue bukan cuma sampe situ, gue punya impian yang besar banget buat mendirikan rumah produksi film animasi Indonesia yang berkelas dunia. Dengan teknologi CGI secanggih rumah produksi Hollywood, dan berisi animator-animator terbaik Indonesia. Kalo udah jadi milyarder multi bisnis, gue akan coba merambah dunia perfilman animasi Indonesia. Nantinya ini akan menjadi pesaing Dreamworks, PIXAR, atau Ghilbi , sebuah impian yang akan mewujudkan mimpi penikmat film animasi di Indonesia.
ENJOY YOUR DAY!
6 comments
ya tentu saja banyak animator handal di negeri ini, mungkin masalah bagi mereka pada modal, coba ada yg mendanai besar-besaran dan yakinkan sukse, pasti udah lahir film animasi lokal yg keren banget u,u
BalasHapusbtw gue dulu juga pengen jadi animator,
cita2 gue labil deh, dari komikus, animator, kemudian saat kelas 3 SMA gue galau antara jadi entrepreneur atau game animator sekelas animator perusahaan namco, bandai dan lainnya XD
tapi yah pada akhirnya seperti ini, gue hanya bisa melanjutkan sedikit mimpi yg masih bisa gue capai hari ini juga.
@Muhammad Nasihin
BalasHapusmakanya, nanti semua itu gue yang danain kalo udah kaya raya, tenang saja :D
gue jg cita2 labil kok, eh bukan labil ding.. tapi banyak!
akhirnya ketemu walkthrough nya, gini :
kuliah arsitektur > sambil kuliah nulis buku dan bisnis kecil2an > lulus kuliah jadi arsitek dan penulis > ngumpulin modal buat bikin perusahaan > bikin perusahaan sendiri > perusahaan sukses, bikin bisnis lainnya, jadi enterpreuneur multi bisnis, bikin studio animasi deh, hell yeah! :D
Go animator Indonesia!!!
BalasHapus@henawirasatya.com
BalasHapusgo! :D
Saya Setuju dengan postingan di atas..
BalasHapusPenikmat animasi Indonesia sangat banyak, salah satunya saya.. :D
tapi... animasi Indonesia sangat tidak enak di tonton..
padahal dari segi sejarah, indonesia kaya akan cerita, sangat bagus kalau di angkat lewat eilm animasi..
@Yogi Theslacker
BalasHapusyup, contoh India, yang banyak mengangkat sejarah dan legenda-legenda dalam film animasi mereka :D