Kalau Mati Siapa Yang Nguburin?

5/29/2018


“Jangan begitu, nanti kalau mati gak ada yang nguburin loh”, kalimat itu kerap dikeluarkan kepada orang yang nampak tak peduli dengan tetangga atau masyarakat sekitar. Diungkapkan sebagai argumentasi bahwa jika kita tidak peduli sama orang, orangpun tidak akan peduli sama kita ketika kita berada pada posisi tak berdaya—seperti saat mati, misalnya. Namun rasa-rasanya, kalimat tersebut tak lagi mengerikan karena sudah banyak yayasan dan organisator yang membuka jasa mengurus pemakaman berbagai agama. Tinggal bayar di awal, mereka yang akan mengurusi segala keperluan pemakaman sampai jenazah dikebumikan. Beberapa yayasan bahkan akan memberi potongan jika kita menjadi anggotanya.

Kebayang gak, mungkin sebentar lagi akan muncul perusahaan rintisan yang menawarkan jasa serupa. Hanya dengan beberapa ketuk di layar ponsel, voila! Segala kebutuhan pemakaman sudah siap tanpa repot.

Ketika menulis tulisan ini saya sedang luntang-lantung mencari kos-kosan. Susah memang mencari yang cocok dan pas di kantong, tapi saya membayangkan jangan-jangan mencari lahan kuburan di perkotaan seperti ini juga tak kalah susahnya (apalagi tak bisa menunggu penghuni lama minggat hhe). Bisa saja akan ada aplikasi semacam Mami Kos, tapi alih-alih menampilkan iklan kos-kosan, si Mami menampilkan iklan lahan-lahan kuburan yang tersedia. Suge!

Wah mungkin saja nanti GO-Jek akan menambahkan layanan sejenis ini ke dalam aplikasinya.

GO-Burry?
GO-Grave?
GO-Death?

Ya, GO-Death sepertinya keren, sebagai pendamping GO-Life yang sudah ada, biar seimbang gitu. Kalau GO-Life berisi layanan seperti jasa bersih-bersih rumah, pijit-pijit, reparasi kendaraan, dan segala hajat orang hidup, GO-Death melayani hajat orang mati seperti memilih tanah kuburan, pemesanan ambulans, sampai mencari pemuka agama untuk mendoakan serta mamang-mamang penggali kubur. Praktis bukan? GO-Death: Kami menanti Anda mati.

Selain jasa organisator pernikahan, jasa organisator pemakaman (funeral organizer) seperti ini memang sedang tren. Sebagai gambaran, menurut sebuah lembaga riset Euromonitor di tahun 2013, industri pemakaman di Tiongkok nilainya mencapai 169,4 triliun rupiah pertahun. Beberapa EO di sana sampai menawarkan jasa menangis di rumah duka. Paket lengkap deh pokoknya.

Memang sih idealnya urusan tentang kematian ini diurus oleh keluarga si mayit atau warga sekitar sebagai pemenuhan kewajiban fardu kifayah, tapi untuk manusia millenial super sibuk atau yang tidak mengerti barang sedikitpun cara mengurus jenazah, penggunaan jasa organisator bisa jadi solusi. Ya setidaknya lebih baiklah daripada cuma plonga-plongo tidak tahu apa yang harus dilakukan ketika kematian menjemput keluarga kita. Namun pada akhirnya, menggunakan jasa yayasan, organisator, atau mengurusnya sendiri bersama keluarga dan tetangga tentunya merupakan pilihan masing-masing.

Karena bukan hanya hidup yang adalah pilihan, mati pun butuh pilihan.

ENJOY YOUR DAY!

Ditulis oleh Ramy Dhia
Seorang mahasiswa arsitektur yang mencintai dunia desain, teknologi, pop culture, dan penulisan. Ngeblog sejak 2010 dan mulai ngeVlog di Youtube sejak 2014. Hobi nonton TV Series dan merupakan pemain abadi dari game Harvest Moon: Back to Nature.
NB: Bercita-cita ingin menguasai dunia.


You Might Also Like

3 comments

Page Ranking Tool
DMCA.com

I'm in

postimage
Mutsurini Team
Komunitas Online Kab.Tangerang Warung Blogger