Ketika Saya Jadi Penasehat CEO Tokopedia

4/01/2017



Dulu waktu masih SMA, sekitar 7 tahun yang lalu, Saya pernah buka jasa jualan online. Jadi buat temen-temen sekolah Saya yang mau jual barang-barang bekasnya kayak handphone bekas, sepatu bekas, atau laptop bekasnya bisa melalui Saya untuk nanti diiklankan secara online. Soalnya waktu itu, masih dikit banget yang ngerti gimana caranya belanja dan jualan secara online (jangankan jual-beli online, rekening bank aja pada belum punya) akhirnya saya menawarkan jasa perantara itu. Sistemnya sederhana, mereka akan kasih foto-foto barang, kondisi, dan spesifikasi barang yang bakal mereka jual, terus Saya yang akan bikinin lapaknya di online, promosiin, berurusan dengan pembeli, mengirim barang, dan menerima uangnya. Kadang juga barangnya Saya bawa dulu dan Saya yang fotoin. Abis itu, ketika laku, uangnya Saya kasih ke temen Saya setelah dipotong beberapa persen sesuai kesepakatan. Bermodal nomor rekening, koneksi internet, dan akun kaskus yang lumayan berumur dan udah ISO dengan reputasi ijo, serta kepercayaan dari teman-teman (hasek!) Saya pede mengiklankan barang temen-temen Saya di FJB (Forum Jual Beli) Kaskus waktu itu. Lumayan hasilnya bisa nambah-nambah uang jajan dikit dan nambah testimoni akun Saya.

Sulit dibayangkan kalo Saya buka jasa perantara semacam itu lagi sekarang. Orang udah bisa asik jual-beli serta berkhilaf-khilaf ria bahkan dari ponsel pintarnya masing-masing. Pilihan lapak onlinenya pun makin banyak. Kalau dulu Saya cuma tau FJB doang, sekarang udah gak terhitung lagi jumlahnya. Nah, melihat fenomena itu, ada tantangan nih dari iPrice untuk menawarkan ide dan solusi untuk membuat e-commerce favorit kita jadi semakin kece dan asik serta makin bikin khilaf. Walaupun sebenarnya dengan perkembangan e-commerce di Indonesia sekarang, kesulitan-kesulitan yang Saya alami dulu--seperti khawatir penipuan sehingga harus menggunakan rekening bersama pihak ketiga (dan keluar fee lagi) dan harus bolak-balik browser buat cek ongkos kirim dan itung-itung manual kalau pakai garansi--sudah teratasi dengan sistem e-commerce modern saat ini (terutama yang B2B2C).

Namun bukan berarti belanja online sekarang bebas masalah juga. Tentu saja masih ada beberapa masalah baru yang kerap kali Saya rasakan kala berbelanja online, serta masih terbukanya ruang-ruang inovasi bagi sistem e-commerce yang bisa membuat pengalaman berbelanja semakin nyaman dan menyenangkan. Maka kali ini, Saya akan menjadi penasehat CEO Tokopedia sebagai toko online kesukaan Saya dan pilihan pertama kalau nyari sesuatu, untuk menuangkan solusi akan permasalahan yang Saya temui serta ide inovasi baru agar para Toppers (pelanggan Tokopedia) semakin nyaman untuk berbelanja di Tokopedia. (baca "di Tokopedia" dengan nada "di Tokopedia~")

1. "Membersihkan" Kolom Diskusi Produk


Tokopedia memiliki kolom Diskusi Produk yang mana kita bisa mendiskusikan produk yang dijual, misalnya kompabilitinya, ukurannya, pengalaman menggunakannya, dengan penjual atau pembeli lain. Seharusnya kolom Diskusi ini bisa menjadi fitur yang sangat bisa membantu calon pembeli lain untuk menentukan apakah akan membeli produk tersebut atau tidak. Namun kolom diskusi itu malah penuh dengan yang nanyain stok barang, "ada stock gak?", "ready?", "barang yang ini masih ada?". Entah karena ini emang kebiasaannya pembeli Indonesia, atau akibat di Tokopedia tidak menampilkan stok barang yang tersisa. Mungkin dengan menyediakan keterangan stok yang tersedia di setiap toko, pertanyaan-pertanyaan yang nanyain stok akan berkurang dan proses transaksi pun akan lebih cepat tanpa harus nanya stok dulu karena udah keliatan. Namun kalau mau menerapkan ini juga harus didukung dengan sistem yang selalu mengingatkan penjual untuk meng-update ketersediaan stoknya.

kayak mau main Ayo Dance nih, ready ready

Karena masih banyak penjual yang kurang disiplin untuk meng-update jumlah stok barang dagangannya. Setiap ada transaksi (apalagi jika pelapak menjajakkan dagangannya di lapak online lain atau di offline), penjual lupa (atau malas) untuk meng-update jumlah stok di lapaknya sehingga seringkali terjadi miskomunikasi. Uang udah ditransfer, eh gak taunya stoknya gak ada. Walaupun akhirnya uang bisa diretur, tapi tentu saja ada proses yang memakan waktu lagi. Bagi yang uangnya pas-pasan, ini berarti harus menunggu uang diretur baru bisa memesan di tempat lainnya. Agh, merepotkan! Bisa jadi, banyaknya orang yang nanyain stok itu karena emang mereka udah sering mengalami kasus seperti itu, soalnya Saya juga pernah ngalamin dan ketika nanya beberapa temen Saya tentang "masalah yang sering mereka temuin pas belanja online", hampir semuanya langsung jawab "duitnya udah ditransfer gak taunya stoknya abis". Beberapa penjual pun terlihat casually menuliskan deskripsi "jika ternyata stok tidak ada, uang akan dikembalikan" dengan gampangnya.



Harus ada sistem yang mengingatkan penjual untuk mengupdate jumlah stok yang tersedia, misalnya notifikasi yang berisi pengingat untuk update stok setiap kali penjual konfirmasi telah mengirimkan barang misalnya. Atau otomatis saja, setiap ada pembeli yang membeli barang dengan varian A, jumlah stok varian A langsung berkurang setelah pembeli konfirmasi transfer. Bahkan jika mau diterapkan, mungkin bisa dibuat sistem penalti bagi penjual yang meretur uang pembeli karena alasan spesifik stok kosong, agar penjual selalu rajin update stok barang dan pembeli tidak perlu diribetkan dengan retur-retur.

Well, sebenernya Saya gak pernah buka toko di Tokopedia, jadi gak tau apa keterangan stok ini sebenarnya tersedia di halaman penjual tapi hanya bisa dilihat oleh penjual dan dideteksi oleh sistem dan memang otomatis akan berkurang ketika ada yang beli. Namun menurut Saya lebih baik jika ketersediaan stok bisa terlihat oleh pembeli sehingga kolom Diskusi Produk bisa lebih bersih dari yang nanya stok dan optimal dalam tujuan utamanya yakni mendiskusikan produknya.

2. Steal Her/His Look with Image Search




Nah ini, Saya rasa ini belum diterapkan oleh e-commerce apapun di Indonesia, tapi cukup feasable, yakni Image Search alias Pencarian Berdasarkan Gambar. Terinspirasi kala Saya menfollow akun @fashionjeketi yang kerjaannya adalah men-share fashion yang dikenakan oleh member-member JKT48, cuma dilihat dari foto-foto mereka! Tentu saja ini semata karena kehebatan si admin yang memang wawasan fashion-nya luas sehingga sekilas saja melihat baju, celana, tas, atau sepatu yang dikenakan member, langsung tahu itu brand apa dan model apa.



Admin @fashionjeketi sedang beraksi


Nah, bayangkan kalau ini bisa dilakukan dengan otomatis dan instan selagi kita mencari-cari barang di toko online. Misalnya, kita abis liat OOTD-OOTD yang kece di Pinterest, terus tinggal search image itu ke Tokopedia dan TA-DA! Keluar semua item-item tersebut (atau yang sejenis/mendekati) sehingga bisa kita tambahkan langsung ke keranjang. Semacam steal her/his look, but in an instant!

Lebih keren lagi, kalau akun Tokopedia bisa integrasikan dengan akun Pinterest, sehingga nanti selain bisa search image dari gambar yang kita upload atau dari URL gambarnya, bisa juga langsung search berdasarkan board di akun Pinterest kita. Sebenarnya konsep image search ini bukannya belum ada sama sekali, sebuah toko online yang menjual gagang pintu sudah menerapkannya di websitenya. Jadi kalau pembeli ingin mencari gagang pintu yang mereka lihat di rumah temannya, atau di katalog-katalog online, atau di majalah, tapi tidak tahu merek dan modelnya, bisa langsung search image di websitenya dan akan muncul hasil pencarian yang sesuai atau menyerupai dari 5000an katalognya. Menurut Saya, ini juga memiliki potensi yang sangat besar untuk diterapkan di Tokopedia dengan berbagai jenis barang yang dijual. Yang tadi Saya ilustrasikan baru potensi dari segi barang fashion, belum yang lainnya.

Ilustrasi penerapan image search di Tokopedia. Steal Chelsea Islan's look!

Walaupun untuk menerapkan fitur ini sepertinya akan banyak pekerjaan rumah yang harus dikerjakan (misalnya mengatur kembali ketentuan gambar yang dimuat serta memperbanyak attribute-nya agar hasil pencarian lebih akurat),  tapi dengan semakin ketatnya persaingan e-commerce di Indonesia akhir-akhir ini, dimana banyak pemain-pemain baru bermunculan, serta raksasa-raksasa internasional yang mulai melirik Asia Tenggara untuk penetrasi, memiliki fitur yang inovatif semacam ini akan membuat Tokopedia stand-out di antara e-commerce lainnya dan menjadi pemimpin di negeri sendiri.

Iklim dunia digital yang selalu berubah dan berkembang membuat semua pelakunya harus senantiasa dalam keadaan sedia untuk melakukan terbosan-terobosan baru bahkan untuk sekedar bertahan, termasuk dunia e-commerce. Semoga ide-ide ini bisa bermanfaat, dan semoga dunia e-commerce Indonesia semakin maju dan bisa memudahkan dan memenuhi kebutuhan para pelanggan, bahkan kebutuhan-kebutuhan yang mereka belum menyadarinya.

Punya masalah kalo belanja online dan ada ide untuk CEO e-commerce juga? Komen aja di bawah ya!

ENJOY YOUR DAY!

Ditulis oleh Ramy Dhia
Seorang mahasiswa arsitektur yang mencintai dunia desain, teknologi, pop culture, dan penulisan. Ngeblog sejak 2010 dan mulai ngeVlog di Youtube sejak 2014. Hobi nonton TV Series dan merupakan pemain abadi dari game Harvest Moon: Back to Nature.
NB: Bercita-cita ingin menguasai dunia.


You Might Also Like

1 comments

  1. Great entry, just something I was looking for. Thanks for the help !

    BalasHapus

Page Ranking Tool
DMCA.com

I'm in

postimage
Mutsurini Team
Komunitas Online Kab.Tangerang Warung Blogger