Melepas Rindu Di Pantai Clungup Malang Selatan

3/22/2015


Salah satu hasil obrolan pada kopdar #4mazingKK Februari lalu tentang tempat-tempat wisata di Malang yang layak dikunjungi adalah kesimpulan bahwa: gue jarang jalan-jalan. Hampir dua tahun di Malang, tempat-tempat yang udah gue kunjungi baru sedikit--setidaknya jika dibandingkan dengan temen-temen gue. Sebenernya sering diajakin ngebolang, naek motor kemana-mana, tapi sebagai extrovert yang introvert (?), kebanyakan gue gak ikut karena berbagai pertimbangan. Padahal kata Ridwan Kamil dalam bukunya, Mengubah Dunia Bareng-Bareng, travelling adalah investasi, apalagi bagi arsitek. Travelling sangat dibutuhkan untuk mendapat inspirasi-inspirasi baru untuk desain. Hal ini juga diamini oleh dosen salah satu mata kuliah, yang bercerita tentang masa-masa kuliahnya dulu yang demen keluyuran dan jalan-jalan, selain untuk melepas penat karena tugas yang berat, sekaligus juga untuk mencari inspirasi desain. Maka dari itu, saat temen-temen Kancut Keblenger Malang bersepakat akan jalan-jalan ke Pantai Clungup di Malang Selatan pada hari Sabtu 21 Maret 2015 kemaren, gue gak mau ketinggalan.

Kita janjian pukul enam di depan Universitas Negeri Malang, walau tak tepat waktu, satu persatu yang mengkonfirmasi ikut, datang. Empat, lima, enam, tujuh orang sudah berkumpul, tinggallah satu lagi yang belum datang: Mas Rian. Kita tungguin dia, dan jam delapan baru muncul. Iya, jam delapan! Gue lupa persisnya jam berapa dia datang, yang jelas kami tidak sempat mengecek berapa jam tepatnya keterlambatannya karena bergegas berangkat ke tempat sarapan. Turns out tempat sarapannya deket kos gue, dan Mas Rian nitip motor juga di kos gue, yang berarti setelah setengah jam berjalan kaki dari kosan ke tempat janjian, gue kembali lagi ke kosan. Tapi gapapa, sekalian ngambil baju ganti, siapa tau di sana basah-basahan.

sarapan pecel dulu bro


Kita pun berangkat, empat motor, menuju tujuan. Baru beberapa kilometer dari titik start, satu motor hilang dari rombongan: Mas Rian dan Mbak Fasta menghilang. Di dekat stasiun, kita menghubungi mereka dan ternyata Mas Rian yang menyetir--walau sudah diberitahu jalur yang dilewati sebelumnya--mengambil jalur lain yang berbeda dengan yang disepakati. Mungkin Mas Rian tidak mengerti konsep ilang, yaitu, yang dianggap ilang adalah yang minoritas. Berhubung dalam kasus ini adalah satu motor vs tiga motor, maka, walaupun jalur yang diambil Mas Rian dan Mbak Fasta lebih cepat sampai, lebih mulus, dan lebih bersahaja, tetap saja mereka yang dianggap hilang. Jadi, kamipun harus janjian di satu titik tertentu untuk bertemu dengan Mas Rian dan Mbak Fasta, belum termasuk waktu saling tunggu-menunggunya. Mas Rian tak diperbolehkan lagi jalan paling belakang.

Perjalanan yang ditempuh lumayan lama, sekitar tiga jam naik motor dari Kota Malang sampai ke lokasi pantai Clungup. Sebelum berangkat, gue sempat nanya ke beberapa temen tentang pantai Clungup, ternyata gak ada yang tau. Kesimpulannya belum banyak yang tau dan kemungkinan pantainya sepi, ini membuat gue makin bersemangat. Dari kami berdelapan pun, cuma Ashya yang pernah ke sana. Ternyata, pantai ini dekat Pantai Goa Cina (yang sudah banyak diketahui orang), dan setiap di perjalanan kita melihat banyak mobil travel dan orang-orang motoran, kita berharap mereka mau ke Goa Cina dan bukan ke Clungup. Ini mengingatkan gue sama pantai Sawarna, yang juga banyak orang gak tau, tapi pantai-pantai di dekatnya seperti Pulo Manuk, sangat ramai.

sound system di truk ini nyala sepanjang jalan dan nyetel lagu remix, menghibur pengendara di belakangnya.

Medan yang ditempuh untuk mencapai Pantai Clungup pun mengingatkan gue kepada Pantai Sawarna. Untuk sampai ke pantai, kita harus melewati bukit dulu, maka tak heran kalau jalannya berliku-liku. Sesekali kami berhenti jika jarak antar motor sudah terlalu jauh, apalagi Bahrul yang bonceng gue, bawa motornya kenceng dan jago nyalip-nyalip di jalanan berliku, jadi kita sering berhenti untuk menunggu yang lain sambil melemaskan dengkul yang kopong pegal dan pantat yang mulai tepos.


Akhirnya kami sampai di daerah kampung dekat Pantai Clungup, pada suatu titik, jalan sudah semakin sempit dan berbatu sehingga kami menitipkan motor di sebuah tempat penitipan yang dijaga oleh ibu-ibu dan anjingnya. Perjalanan kami lanjutkan dengan berjalan kaki. 






Sampailah kami pada sebuah posko yang merupakan pintu masuk ke kawasan Pantai Clungup. Ternyata, Clungup ini adalah kawasan konservasi bakau, ini juga terlihat dari banyaknya pohon bakau di sepanjang jalan yang kami lewati. Di posko ini, para pengunjung diwajibkan checklist barang bawaan, didata bawa makanan ringan berapa, plastik berapa, minuman botol berapa, lalu dicatat, agar nanti ketika pulang, jumlah sampah yang harus dibawa sama dan tidak boleh ada yang ditinggal di lokasi (walau kami tidak bertanya jika membawa sampah lebih apa mendapat piring cantik).

Perjalanan kami lanjutkan dengan tetap berjalan kaki, sampai terdengar deru ombak, gue merasa makin bersemangat, ketika tercium bau air laut, gue baru ingat bahwa sudah lama sekali tidak merasakan sensasi ini, dan ketika melihat birunya laut dan putihnya pasir Pantai Clungup, kerinduan akan pesisir pun terbayarkan sudah, betapa mungkin sudah dua tahun gue gak ke pantai, dan hari itu terbayarkan dengan pantai yang sangat indah. Perjalanan dari tempat penitipan motor kami sampai di bibir pantai kurang lebih dua puluh menitan. Manajemen yang baik dari pengelola membuahkan hasil yang baik: pantai yang sangat bersih.

foto oleh Arul




foto oleh Arul

Tak ada yang bisa menahan kesenangan saat itu, semuanya berlarian di pasir dan berteriak melihat birunya laut dan pecahan ombak di bukit karang. Kami semua pun akhirnya tak bisa lagi menahan hasrat untuk merasakan langsung air lautnya: untuk berenang, walau tak direncanakan dan ada yang tidak membawa baju ganti. Memang tak terlalu sepi, tapi juga jauh dari kata ramai, lebih dari cukup ruang untuk kami lari-larian dan berenang, cerahnya langit di musim hujan seperti ini pun mengamini. Terimakasih untuk penangkalan hujannya, Mas Hadyan. #eh.




but first...






Kami berenang, bermain pasir, menimbun Arul, membully Mas Rian, pokoknya bersenang-senang. Gue pun melupakan secara penuh handphone dan kamera yang gue taro di tas, mencoba menikmati secara maksimal momen itu tanpa disibukkan dengan update status atau berfoto.

foto oleh Arul

foto oleh Arul

foto oleh Arul

foto oleh Arul

Sampai air laut mulai surut, kami sudah lelah dan puas bermain, kaki Mas Dhimas berdarah kena karang, dan Mbak Fasta yang galau, kami pun pulang. Kembali berjalan kaki menuju tempat penitipan motor tadi. Di sepanjang jalan itupula kami nyerocos tentang apa saja, mulai dari kenangan semasa SMA sampai google adsense (akhirnya ngomongin blog!).

Perjalanan pulang dilalui dengan ngantuk, khawatir kecelakaan, Bahrul pun memutuskan berhenti dulu di alfamart untuk beli kopi, sambil nunggu yang lain. Kami berencana makan bakso dulu sebelum pulang, namun nasib berkata lain. Spell nya Mas Hadyan untuk menangkal hujan nampaknya sudah habis, langitpun berubah mendung disusul hujan deras dan angin yang kencang. Kami pun berteduh di pom bensin terdekat, makan cilok bakar sambil menunggu hujan reda. Ketika hujan reda, karena baru pada makan cilok, hasrat untuk makan bakso pun hilang, dan semua sepakat udah pada capek, kami pun pulang ke habitat.

kahujanan (foto oleh Arul)



diupload biar bisa dihapus #eh

Ini pertama kalinya gue ke pantai selama di Malang, dan Pantai Clungup ini recomended banget deh bagi kamu yang pengen pergi ke pantai di sekitaran Malang. Semoga kapan-kapan bisa jalan-jalan lagi bersama para kawancut jomblo ini.

ENJOY YOUR DAY!

Ditulis oleh Ramy Dhia
Seorang mahasiswa arsitektur yang mencintai dunia desain, teknologi, pop culture, dan penulisan. Ngeblog sejak 2010 dan mulai ngeVlog di Youtube sejak 2014. Hobi nonton TV Series dan merupakan pemain abadi dari game Harvest Moon: Back to Nature.
NB: Bercita-cita ingin menguasai dunia.


You Might Also Like

23 comments

  1. Bersih pantai nya dan saya baru tau pantai ini, ntar kalo mudik mesti di kunjungi

    BalasHapus
  2. Wuah, jauh banget dong perjalanan sampe tiga jam... -_- Tapi kalo pantainya bagus gitu ya gak rugi sih...

    BalasHapus
  3. Namaku ada di blognya mas ramy, sebagai tukang foto. :D haha

    BalasHapus
  4. Wah akhirnya update juga hehehehe. Enaknya ya bisa touring di masa2 kuliah, sementara saya, hal tsb hanyalah mitos belaka tsk.
    Terus, yang gak bawa baju ganti dan basah pulangnya tetep dalam keadaan basah? :/

    BalasHapus
    Balasan
    1. haha iya nih XD
      yah kenapa? sempet2in lah, ini juga disempet-sempetin kok

      iya, tp kan lama2 kering kena matahari dan panas tubuh, pas di motor jg kena angin

      Hapus
  5. ah iya, udah lama banget gak ke pantai..
    Betah deh kalau pantainya bersih nan indah kayak gitu, dibanding pantai di utara Jakarta.. ._.

    BalasHapus
    Balasan
    1. heuheuheu iya worth it lah..
      di jakarta belum pernah nemu nyang begini XD

      Hapus
  6. extrovert yang introvert? bisa dibilang ambivert kalo itu ;) sama kayak eke.hoho

    pantainya baguss, bersih :3
    bisa dimasukin list buat bolang ke malang ini :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. oh namanya ambivert ya? iya pokoknya berdasarkan hasil tes sih extrovert, tp kadang suka pengen asik sendiri aja

      sip XDb

      Hapus
  7. Kak, pantainya bagus banget. kesana lagi yook, sama para jomblo? -__-

    eh, betewe itu yang foto cowok-cowok foto by arul? nah, arulnya aja ada di foto -__-
    betewe mas hadyan udah melakukan ritual sebenernya ram pas di pom bensin biar hujannya cepet reda :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. maksudnya foto by kamera arul XD

      hahaha pantesan

      Hapus
  8. Ram, puting lo ilang ya? <<komentar apa ini.

    BalasHapus
  9. Ini postingan lengkap amat yak, sampe truk yang ada sound sistemnya ajah di foto. haha

    BalasHapus
  10. aseeek, aku belum pernah ikut kopdar sama sekali. Ayo agendain kopdar lagi.... hehee

    BalasHapus
  11. Gara-gara satu orang galau, semuanya pulang. Hiks

    BalasHapus

Page Ranking Tool
DMCA.com

I'm in

postimage
Mutsurini Team
Komunitas Online Kab.Tangerang Warung Blogger