Rombongan Tangerang Barat ada gue, dany, Kang Andi Sakab, dan Rosid. Kita berangkat bareng setelah sebelumnya janjian di depan pemacingan cukanggalih.Kita naek motor lewat jalur : Cukanggalih > Binong > Karawaci > Kelapa Dua > Paramount Serpong > BSD > Serpong.

Lokasi pertama yaitu Taman Makam Pahlawan Seribu Serpong. Tempatnya sepi. Disana sudah menunggu Om Bagus. Kami pun bersalaman dan berbincang-bincang sambil liat-liat keadaan TMP Seribu ini.



Miris sih, karena terlihat kumuh dan kotor


Kami pun beranjak untuk melihat makamnya. Ternyata disini lebih miris... lebih miris lagi kalo inget bahwa ini tuh Makam Pahlawan.. ehm.. MAKAM PAHLAWAN...
Nisan merah putih yg terhormat telah dinodai oleh tangan-tangan kotor yang tak pantas disebut bangsa

ini namanya Vandalism.... ngga abis pikir deh, kalo mikirin sebenarnya apa tujuan mereka datang ke makam terhormat ini. Apa makam ini telah berubah menjadi tempat nongkrong, masih mending nongkrong doank mah gak pake coret-coret. Kami pun terheran-heran, berbeda dengan kami yang datang untuk mempelajari sejarah nya. Dan ternyata ini pun bisa menjadi bahan renungan kami.


Sebagai orang Tangerang, kita jg perlu tau sejarah-sejarahnya. Jujur aja, gue baru tau kalo disini ada peperangan melawan Belanda, disebut Peristiwa Lengkong. TMP Seribu ini adalah tempat dimakamkannya Pahwalan-pahwalan yang telah berjuang dalam pertempuran. Dinamakan Seribu karena karena dalam pertempuran perang tersebut melibatkan ribuan orang dan pada umumnya mereka adalah laskar atau kelompok perlawanan rakyat dari Banten yang berasal dari daerah Madja, Tejo dan sekitar Rangkas Bitung yang dipimpin oleh seorang Kyai.

Huh.. walau gue ga suka pelajaran Sejarah di sekolah (maaf pak.N) dan nilai sejarah gue selalu pas-pasan.. tapi jauh lebih asyik belajar sejarah begini, langsung ke tempat bersejarahnya.



Di makam ini berbaring sekitar 200-an pahlawan (kalau tidak salah), termasuk pahlawan-pahlawan tak bernama yang langsung dikuburkan di Makam Pahlawan Seribu ini. Ada juga makam-makam yang terlihat baru, dan bisa dilihat dari Nisannya yg bertuliskan wafat Tahun 2002.

Oh ya, sebagai calon arsitek (amiin) gue penasaran bgt liat tugu di depan makam ini. Sebenarnya apa arti filosofis dibalik bentuk tugu itu? ada yang tau? ada yang tau? kasih tau ya..



Disini, kami melihat-lihat, memotret, dan berbincang-bincang. Setelah semua yg mengkonfirmasi sudah hadir, yaitu :

Dany
Kang Andi
Om Bagus
Rosid
Kang Eby
Kang Zanu dan
Om Sure

maka kami bergeser untuk makan siang. Kami makan siang di D'Cost, Ocean Park. Wuh.. kirain mau renang, abisnya ngga bawa baju renang nih.. hahahaha

Selesai makan dan bersikusi tentang masalah blogging dan lain-lain. Kami menuju tujuan terakhir di kopdar ini. Yaitu Monumen Lengkong. Untuk yg ingin mengetahui selengkapnya tentang monumen Lengkong, bisa dilihat disini.

Kita sempet kelewat nih.. lagian ngga ada plang atau tanda yg menunjukan monumennya. Terlebih lagi, monumennya menghadap membelakangi jalan. Untung aja sebelum berangkat sempat liat potonya di internet.




Disini kita ngaso, duduk-duduk, ngobrol-ngobrol, poto-poto, lari-lari, loncat-loncat, salto-salto... eh.. keterusan. Dan dari hasil pemantauan kami, terlihat lampu monumen kanan dan kiri udah dicolong


dan juga sang merah putih yang sudah lusuh kainnya, pudar warnanya, termakan matahari dan hujan, entah sudah berapa lama dia diatas sana, sampai terlihat sangat menyedihkan.


Ya, selesai dari sana. Kami bubar dan pulang ke alam masing-masing. Gue berharap tulisan ini ada yg baca walaupun gue sadar blog gue terpencil gini... tapi mudah-mudahan nanti kalo gue kesana lagi... vandalism-vandalism tadi sudah tidak ada.. :)

(NB : Pictures credits to : Kang Andi, Kang Eby, dan Kang Rosid)